Purnama Tiyuh-tiyuh adalah gelaran kebudayaan yang merayakan nilai-nilai tiyuh dengan menanamkan falsafah Tubaba dalam setiap prosesnya. Bukan bertujuan menampilkan karya-karya seni yang ideal, adiluhung dan sempurna, melainkan menampilkan karya-karya seni dari generasi baru Tubaba sebagai sebuah proses yang mengandung nilai-nilai kebersamaan untuk menuju masa depan Tubaba yang lebih baik.
Tumbuh Jejamo dipilih sebagai tema Purnama Tiyuh-tiyuh Edisi
ke 2 untuk menggambarkan bagaimana generasi muda Tubaba hidup bersama falsafah
dan pengetahuan lokal Tubaba seperti nemen, nedes nerimo (nenemo), serta
setara, sederhana dan lestari. Kesemuanya mendorong setiap orang untuk saling
mengerti dan berjalan bersama atau ‘sakai sambayan’ ke masa depan.
Pada edisi ini, karya-karya seni yang sedang tumbuh atau
working progres dari anak-anak tubaba berusia belia (usia 7 sampai 17) akan
ditampilkan, setelah menjalani proses tiga bulan. Diharapkan karya-karya hasil
penciptaan generasi belia Tubaba tersebut akan semakin menguatkan visi Tubaba
“Pulang ke Masa Depan” sebuah visi metaforik Tubaba untuk memperbaiki kehidupan
dalam segala aspek.
Rangkaian kegiatan Purnama Tiyuh-tiyuh kali ini antara lain;
Seri Diskusi 10 tahun Biennale Jogja Seri Khatulistiwa, Lomba Baca Puisi,
Peresmian Studio Keramik, dan Malam Puncak atau Malam Purnama Tiyuh-tiyuh.
Kegiatan ini terlaksana atas kerja sama Dinas Pemuda
Olahraga dan Pariwisata, Kabupaten Tulangbawang Barat dan Kolektif Seni Tubaba
(KST).